Sebut saja aku bodoh. Katakan saja aku tolol.
Kamu benar, selama ini aku salah.
Ingin rasanya aku berdiri di pinggir tebing, kemudian berteriak sekeras-kerasnya. Tapi kamu tahu, kan aku takut ketinggian. Jadi kuurungkan saja niat itu. Mungkin aku akan menggantinya dengan menaiki rollercoaster atau kora-kora dan kemudian berteriak sejadi-jadinya.
Benar katamu, ada kalanya ketika seseorang mengatakan bahwa dia akan memejamkan matanya setelah kamu terlelap, mengirimkanmu ucapan selamat tidur, atau membuatmu melengkungkan senyum dengan pesan-pesannya sebetulnya tidak benar-benar berniat membuatmu tersenyum. Kamu yang harus tahu diri. Begitu kan?
Harusnya aku begitu. Aku harus tahu diri. Seandainya saja waktu itu aku punya pegangan, pasti aku tidak akan melayang terlalu jauh seperti ini.
Mungkin kamu benar, aku harus cepat-cepat cari pijakan. Cepat-cepat turun sebelum jatuh dari tempat yang sudah terlalu tinggi.
Baiklah aku menurut. Aku sudah turun, aku sudah menemukan tanah untuk berpijak. Walaupun lukaku banyak, tapi kamu senang kan setidaknya aku tidak terluka parah?
Sekarang kemarilah, aku ingin bertanya padamu 'Apakah salah jika kita terlalu mengharapkan sesuatu dari seseorang?'
Tidak ada komentar:
Posting Komentar