Aku tak tahu sejak kapan aku mulai mencandunya. Diawal kedaangannya semuanya biasa saja. Kami memulai perkenalan sewajarnya. Dia siswa baru. Kami berasal dari tempat yang sama. Mungkin hal itu yang membuat kami dekat.
Kemudian, aku tahu alasannya kemari. Dari awal, aku tahu matanya menyembunyikan kepedihan. Dia lari. Dia pergi dari orang-orang yang dia sayangi, sekaligus yang membuatnya jatuh. Sahabat-sahabatnya. Salah satunya adalah gadis yang disayanginya. Berasal dari tempat yang sama membuat kami banyak berbagi cerita. Hingga dia menceritakan tentang orang-orang itu aku masih belum mencandunya.
Namun, membuatnya kembali tersenyum membuatku jatuh padanya. Entah mengapa, niat awalku untuk membantunya malah menjadi bumerang buatku. Padahal aku tahu kami tidak akan pernah bisa lepas dari zona pertemanan ini. Dia masih ingin kembali. Ke tempat asalnya. Kembali pada gadis itu.
Hari ini hal itu menjadi kenyataan. Dia pergi lagi setelah berhasil menata hatinya. Ketika mengantarnya ke bandara aku menangis. Bodoh memang, ketika kamu menyuruh seseorang pergi tapi kamu malah bersedih karenanya.
Dia bilang dia akan kembali. Tapi aku menyangsikan kebenaran dari ucapannya. Percuma saja dia kembali, kan kalau hatinya tidak benar-benar ingin kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar