****
Ah, tempat ini masih sama seperti dulu. Pohon-pohon disepanjang jalalan utama ini masih sama seperti yang dulu, matahari yang bersinar cerah sepanjang hari, hujan yang sesekali turun dan menciptakan aromanya ketika ia memercik pada tanah coklat yang lengket, kenangan-kenangannya, aku, kamu, dia. Bodoh! Apa yang sedang aku pikirkan. Tujuh tahun lalu, bukankah aku sendiri yang memutuskan untuk pergi? Tapi mengapa sekarang tiba-tiba aku kembali?
Aku mengutuk diriku sendiri yang nekat menginjakkan kaki disini. Memang, luka itu baru saja sembuh, namun apa kau bisa menjamin kau tidak akan jatuh lagi? Sebetulnya aku tak takut terluka lagi, hanya saja aku takut pertahananku akan runtuh.
Aku takut kebekuanku akan meleleh ketika melihat pancaran mata mataharimu, atau senyumu yang seperti, ah betul kan, memikirkannya saja membuat benteng pertahananku kehilangan tajinya.
Aku harus fokus. Penyembuh lukaku menungguku di sana.
Aku takut kebekuanku akan meleleh ketika melihat pancaran mata mataharimu, atau senyumu yang seperti, ah betul kan, memikirkannya saja membuat benteng pertahananku kehilangan tajinya.
Aku harus fokus. Penyembuh lukaku menungguku di sana.
Tunggu aku Shierly, aku pasti kembali. Aku berjanji.
****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar