Kepada Hujan. . . .
Aku selalu suka ketika kamu datang. Aku suka ketika langit berubah mendung dan Mentari beranjak menjauh. Itu artinya kamu akan datang, kan? Aku juga suka ketika Petir mulai menjilat-jilatkan cahayanya dan suara Geluduk-entah aku lupa namanya siapa- yang berat itu mulai dibunyikan. Sekalipun aku tak suka keriuhan, asalkan kemudian ada kamu bersamanya, aku pasti akan menyukainya.
Aku ingat ketika pertama kali kamu menyapaku, bagianmu menyentuh tangkaiku, mencooba memperkenalkan diri. Kamu menceritakan padaku tentang Langit, tentang Matahari, dan semua yang pernah kamu temui. Kamu membagi semuanya, karena tahu, seumur hidupku, aku tak bisa kemana-mana. Aku seakan terhipnotis oleh semua ceritamu. Kemudian, setiap hari kau datang menemuiku, menemaniku seharian, menyuguhkan cerita yang selalu aku tunggu. Setiap hari pula aku ikut tenggelam. Tenggelam dalam sebuah rasa diantara garis batas kagum dan cinta. Aku tahu sebelumnya aku tak pernah punya sahabat, namun seperti katamu, tak perlu jadi orang pandai untuk bisa tahu apa itu cinta. Aku jatuh cinta padamu, Jan.
Maaf kalau perasaan ini menghancurkan persahabatan kita. Aku juga tidak peduli kamu mau membalas perasaan ini atau mengacuhkannya. Aku tidak peduli, Jan. Aku cuma ingin kamu datang lagi kesini. Aku mau dengar semua ceritamu. Aku rela menyibakkan Daun yang menutupi telingaku untuk mendengar ceritamu. Aku akan berbuat apapun asalkan kamu kembali, Jan.
Angin bilang kamu jatuh cinta pada Bunga, makanya jarang kemari. Apa benar, Jan? Kata Angin lagi, kamu tidak ingin membuat Bungamu layu karena kamu yang terlalu sering datang. Apa itu benar lagi, Jan? Kalau benar begitu, berarti kamu hebat, Jan. Kamu rela berbuat apapun demi Bunga, kamu bahkan rela nggak ketemu dengannya agar Bunga mu tetap menawan. Padahal yang Bunga mau cuma Mentari, yang dia butuhkan Mentari, bukan kamu Jan, tapi tetap kan, kamu mau berkorban demi dia.
Hujan yang hebat, tapi keras kepala....
Atas nama persahabatan, segera setelah kamu terima surat ini, aku ingin kamu datang kesini menemuiku. Kalau kamu tidak datang, aku jamin, kamu akan menyesal setengah mati. Jangan tanya kenapa. Datang saja segera. Karena kalau kamu benar-benar tidak datang, mungkin kamu akan berkeliling ke seluruh negeri untuk mencariku. Sudah bisa menebak apa yang akan terjadi? Baiklah aku akan mengatakannya sekarang. Sudah ada pelanggan florist ini yang akan membeliku, dan menurut yang aku dengar, aku akan dibawa ke pulau seberang. Hei hei Hujan, jangan sedih! Daripada kamu sedih, cepat datang kemari. Aku ingin memberikan pelukan yang paling hangat, dan Daunku akan menggelitiki seluruh tubuhmu.
Aku tunggu Jan..
Sahabatmu,
Pohon
Tidak ada komentar:
Posting Komentar