Jumat, 16 September 2011

bussy

hey yeah blog, lama tak menyentuhmu. . .

anak SMA itu ternyata rempooooooooong abis. dulu aja ya waktu SMP, ngga bingung ngerjain tugas. Palingan kalo ngga ngerjain bisa masang muka melas terus ngerayu gurunya. eh sekarang tugasnya selusin -________-, mana gurunya juga belom 'jinak'. dan, ritme belajar anak SMA itu bukan aku bangeet. . . aku kebiasa dapet dari guru, terus diulang. di SMA neranginnya lompat-lompat, ga dikasih catetan, dan yeah intinya kita disuruh nyari semuanya sendiri. ooo -___________________________-

jadi, mungkin aku yang perlu berusaha buat adaptasi se maksimal mungkin yeeah -,- nyamain ritme belajar, kegiatan de el el nya yang bikin rempooooooooong -_-

wassalam,


saritafajarandini :)

Sabtu, 10 September 2011

try with me

"Sesingkat apapun, ketulusan tetaplah ketulusan"

Yeah, that is quote yang tak denger dari salah satu drama korea yang tiap siang diputer di indosiar, Princess Prosescutor. Weits, tapi di post ini aku ngga mau bahas itu. Aku pengen ngartiin arti dibalik quote itu.

Mungkin, kamu, aku, kita semua pernah merasa tersakiti, disakiti-or whatever that- oleh seseorang yang sudah kita percaya.
Atau, kamu menyayangi seseorang, namun seseorang itu hanya menganggapmu teman, sahabat, partner mu ketika mengerjakan tugas, tak lebih dari apapun.

Kemudian kamu merasa kecewa, marah, atau mungkin merasa kamu ingin kalau kamu tak pernah mengenal seseorang seperti mereka. Bahkan kamu menganggap mereka sebagai musuh abadi yang memang sengaja ingin menyakitimu, yah karena kamu merasa seperti habis naik roller coaster, naik setinggi-tingginya dengan cepat, kemudian blak, secara cepat pula kamu berada di dasar lintasan.

Tapi apa kamu pernah berfikir, sedikit saja, bahwa ternyata selama ini apa yang mereka lakukan kepada kita-dibalik perlakuan mereka yang membuat kita terluka- adalah hal yang tulus?

Dulu, mungkin orang yang kamu percaya, yang tiba-tiba menyakitimu, tulus ingin menjadi temanmu,
Dulu, mungkin saja, orang yang kamu percaya, yang tiba-tiba menyakitimu, tulus dengan sabar, siang malam mendengaarkan curhatmu, cerita-ceritamu, sekalipun saat itu dia sedang sibuk
Dulu, sekali lagi mungkin, walaupun tidak sengaja, orang itu sudah menunjukkan perhatiannya dengan tulus padamu.

Mungkin juga, orang yang kamu sayangi, kamu taksir maati-matian, tapi hanya menganggapmu sebagai teman, tulus menginginkanmu jaadi temannya.
Mungkin, dia tulus menyayangimu, sekali lagi, walaupun hanya sebagai temannya.

Jadi, walaupun semarah apapun kamu pada seseorang, jangan menganggap bahwa orang itu tidak pernah berbuat baik padamu, jangan menganggap bahwa dia hanya bisa membuatmu terluka. Coba lihat dari sisi yang lain, temukan ketulusannya.Karena mungkin kalau kita berhasil menemukannya, sekali lagi mungkin, kita akan menjadi seseorang yang lebih baik.

Ajari aku juga untuk melihat ketulusan orang lain. Aku masih belum bisa melakukan itu dengan baik. 


Wassalam, 

Andin :)