Jumat, 06 September 2013

Sekeping #2

Aku tak tahu sejak kapan aku mulai mencandunya. Diawal kedaangannya semuanya biasa saja. Kami memulai perkenalan sewajarnya. Dia siswa baru. Kami berasal dari tempat yang sama. Mungkin hal itu yang membuat kami dekat. 

Kemudian, aku tahu alasannya kemari. Dari awal, aku tahu matanya menyembunyikan kepedihan. Dia lari. Dia pergi dari orang-orang yang dia sayangi, sekaligus yang membuatnya jatuh. Sahabat-sahabatnya. Salah satunya adalah gadis yang disayanginya. Berasal dari tempat yang sama membuat kami banyak berbagi cerita. Hingga dia menceritakan tentang orang-orang itu aku masih belum mencandunya.

Namun, membuatnya kembali tersenyum membuatku jatuh padanya. Entah mengapa, niat awalku untuk membantunya malah menjadi bumerang buatku. Padahal aku tahu kami tidak akan pernah bisa lepas dari zona pertemanan ini. Dia masih ingin kembali. Ke tempat asalnya. Kembali pada gadis itu.

Hari ini hal itu menjadi kenyataan. Dia pergi lagi setelah berhasil menata hatinya. Ketika mengantarnya ke bandara aku menangis. Bodoh memang, ketika kamu menyuruh seseorang pergi tapi kamu malah bersedih karenanya.

Dia bilang dia akan kembali. Tapi aku menyangsikan kebenaran dari ucapannya. Percuma saja dia kembali, kan kalau hatinya tidak benar-benar ingin kembali.  

Selasa, 03 September 2013

hehehe

Kapan itu nggak sengaja buka blognya Isti. Baca postnya dia tentang guritawan. Sebenernya postnya dia tentang guritawan udah lumayan lama, tapi baru sempet baca. Soalnya biasanya kalo dibuka lewat laptop apa komputer, blognya Isti sering rewel. Yang keluar cuma htmlnya. Jadi, ya otomatis nggak bisa kebaca. Balik lagi ke baca postnya dia ya. 

Jadi, di situ, dia nulis tentang anak-aak sekelas. Dari mulai Bhisma sampai Viny. Terus nemu yang bagian dia mendeskripsikan aku. 
"Andin, Si tukang baca novel ini menurutku juga pendiem sekali. Tulisan artikel di blognya juga kayak penulis-penulis yang biasanya. Kritis nih anak, jangan salah, apapun yang dia pengen tau dia bakal nguber kamu sampe kamu ngasih jawaban yang bener2 buat dia bisa memahami atau masuk di logika dan bisa dicerna. Unik banget, beneran."
Jujur, pas baca tulisan ini senyum-senyum sendiri. Selama ini aku ngerasa nggak ada yang merhatiin aku sampai segitunya. Menurutku ini bikin seneng. Bener, tapi menyenangkan. Menyenangkan dalam artian aku habis baca ini langsung semangat. Kok bisa semangat kenpa hayoooo?

Kebetulan, pas baca itu aku lagi dalam fase yang bener-bener lagi tidak menikmati kegiatan menulis. Aku lagi nggak suka sama tulisan-tulisanku. Nggak ada feelnya, nggak runtut, lompat-lompat, aneh pokoknya. Aku juga lagi pengen menghapus post-post lama di blog ini. Tapi gara-gara Isti salah satunya (selain blog Mbak Ririe dan bukunya Raditya Dika--kapan-kapan aku bakal cerita kenapa) aku nggak jadi menghapus. Nggak nyangka aja kalau post disini dibilang kayak tulisan penulis.

Intinya mau bilang makasih sama dia. Jadi semangat menulis lagi. Jadi semangat ngejar cita-cita dari SD pengen jadi penulis. Heheheheee

oiya, kalau mau baca postnya Isti, kesini aja yaa