Sabtu, 29 November 2014

Karena yang tersulit sesungguhnya bukan tentang menentukan pilihan, tapi bertahan pada pilihan itu

Kamis, 17 Juli 2014

Renungan pagi hari

Hari ini matahari dan awan bekerja sama dengan baik. Langit sebagai kanvasnya tak menjadikan matahari dominan dengan sinarnya yang menyilaukan, namun bukan berarti awan menjadi primadona dengan menyembunyikan kilau mentari.

Mungkin, konspirasi yang dilakukan mentari dan awan ini sejalan dengan perasaan peserta sbmptn tahun ini. Pengumuman yang keluar kemarin memunculkan berbagai macam hasil. Bagi yang berhasil, perasaan bahagia yang dirasakan ikut pula dirasakan awan dan matahari. Awan tak memuntahkan air matanya, begitu pula matahari yang enggan mengeluarkan amarahnya. Namun, bukan berarti semesta berpesta pora diatas kegagalan yang dialami di sisi yang lain. Cuaca bersahabat pagi ini mungkin turut mendinginkan perasaan di pihak yang belum beruntung, semesta berkonspirasi untuk menjadikan suasana pagi ini tak keruh, membuat yang belum berhasil merasa tenang karena dinginnya udara. Membuat mereka bersemangat untuk mencari pintu-pintu keberhasilan lainnya.

Ber euforia memang tak dilarang, namun sesuatu yang berlebihan tentu tak baik. Yang berhasil kali ini, silahkan rayakan keberhasilan ini. Tapi sekali lagi jangan berlebih. Ingat, ini hanya pembuka pintu keberhasilan, masih banyak jalan lain yang harus ditempuh untuk meraih keberhasilan itu sendiri. Bukan, aku tidak pernah bermaksut menggurui, bulan lalu, saat pengumuman snmptn tiba, aku juga merasakan hawa-hawa bahagia ini. Aku juga ber euforia, merayakan keberhasilanku. Namun, seseorang mengingatkanku bahwa ini hanya awal. Jadi, tak ada salahnya bukan kalau aku juga ingin menjadi seseorang seperti orang itu tadi, bukan?

Bersedih juga bukan dosa, namun apa gunanya terus-menerus meratapi nasib tanpa berusaha mengubahnya? Bukankah akan lebih baik jika ketidak beruntungan yang didapat hari ini dijadikan cambuk untuk berusaha lebih keras dalam meraih keberhasilan? Salah satu temanku pernah membagikan kutipan dari salah satu buku yang dia baca di linimasa sosial media yang dia punya bunyinya begini "setiap pemenang mampu menemukan jalan kemenangannya sendiri. Gagal di satu tempat bisa membuat jalan di tempat lain." 

Jadi, sekali lagi kuucapkan selamat kepada teman-teman yang mendapat kabar baik kemarin. Untuk yang belum, kudoakan semoga kalian berhasil membuka jalan keberhasilan yang lain.

Jumat, 11 April 2014

Jam pelajaran favorit : Jam kosong




















18

Seninggu lebih sehari yang lalu, nggak kerasa, sudah tanggal 3 bulan 4 lagi. aku bertambah umur lagi. Nggak seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun ini aku nggak begitu excited, mungkin bertepatan dengan simulasi UN, jadi lebih sibuk menghadapi itu daripada menyambut pegantian umur. Tapi memang sejujurnya pikiran sedang terbang kemana-mana. Akhir kelas 3 SMA ini memang sedag chaos.

Sudah 18 tahun sekarang. Umur 18, seharusnya sudah lebih dewasa, sudah harus lebih peka sama lingkungan. Nggak lagi zamannya selfish dan masa bodo sama sekitar. Yang, jelas sudah harus bertanggung jawab sama hidupnya, dan semua keputusan yang diambil. 

Tahun ini, dapet kejutan lagi. Merasa bersyukur punya orang-orang yang sayang sama aku. Walaupun sendirinya sibuk belajar, tapi masih menyempatkan ngasih kejutan. Kalau inget sebentar lagi bakal pisah sama mereka, rasanya super duper nggak ikhlas.

Semoga semua doa yang terucap bisa dikabulkan, dan semoga, yang mendoakan bisa mendapat yang terbaik juga. Yang lagi ujian, semoga lancar dan lanjut ke tujuan yang diimpikan amiin. 


Jumat, 28 Maret 2014

Lebih baik mana, 

seorang pecundang yang sadar bahwa dirinya pecundang, tapi tidak melakukan apa-apa

atau

seorang pecundang yang tidak merasa bahwa dirinya seorang pecundang? 

Selasa, 11 Februari 2014

Berlabuh

Berlabuh seharusnya menjadi saat yang paling ditunggu-tunggu

Saat menepi, kemudian mendekat ke tujuan

Bukan pulang tapi menuju

Ketika sudah berlayar lama, senyum akan mengembang ketika pelabuhan sudah tampak

Sayang, semakin mendayung, pelabuhannya semakin buram

Banyak kabut menutupi

Abu-abu, semua tampak kelabu

Kemudian menggumam 'Apa benar ini pelabuhanku?'