Senin, 30 Januari 2017

Sekeping #3

"Hai, Na!'

Aku terhenyak.
Ia kembali

Entah apa yang membuatnya datang lagi.
Apa mungkin ia sudah bisa mengatasi rasa sakitnya? Aku tak tahu pasti.
Aku masih ingat terakhir kali kami bertemu, waktu itu aku bahkan tak berani menatap matanya. Karena waktu itu, mata itu tak lagi memancarkan sinarnya, seperti yang selalu menjadi favoritku.
Matanya memancarkan luka. Luka yang diberikan kota ini. Luka yang diberikan orang-orang yang ia percaya. Luka yang aku beri.

Jika waktu itu tak ada luka yang ia dapat, apakah kami akan baik-baik saja?

Rabu, 11 Januari 2017

What's the formula for happiness?
Why people said that they're not satisfied with themself eventhough we think they have everything?
Why we still blaming ourself though someone else think that we are better than him?

So, weeks ago I attended my english course. That week I'm in my middle exam and yeah honestly the result didn't satisfy me. I dont know why I feel uneasy about that, because actually I used to get that range of score. But after knowing the result I feel bad. Like bad. I though I've studied so hard till midnight and I still dont get good score.

But accidentaly one day after my exam, my english teacher give us the topic about happiness. He is the type of teacher that talking so much, he likes to make us discuss about social issues and the issues that bothering him. And happiness is one of them. He asked us why people nowadays think that they're not happy eventhough they have everything in live? And what makes people easily getting stress?

Then, he turned to a hyphothesis, "maybe what makes people feel unsatisfied is the target he want to achieve. People always set their target too high, and when he can't achieve it, he become mad and stress." And he added "Maybe if we just want something ordinary and it's easy to achieve, we can be happier"

And then I realized, maybe I've just set my target too high.................

Minggu, 08 Januari 2017

Tugas Rasa Bukan Tugas (?)

Kalau sekedar hidup, babi juga bisa hidup, ngga perlu jadi manusia buat sekedar hidup...

Sebetulnya, apa sih yang membedakan kita sama hewan? Pasti sering kan dapat pertanyaan macam begini. Terus pasti ujung-ujungnya bakal jawab manusia punya akal, kalau hewan ngga. Bisa jadi benar, tapi sebenernya hewan juga punya akal. Kalau ngga, mana mungkin mereka bisa nemu berbagai macam cara buat makan. Buat mempertahankan hidupnya. Kalau bukan itu, apa jawabannya? Oh tahu-tahu, manusia punya hati nurani, hewan ngga. Hmmm... Sebetulnya ngga juga sih. Masih banyak induk-induk hewan yang ngelindungin anaknya setengah mati kalau lagi diserang sama hewan lain atau pemburu, ada juga manusia yang tega bunuh orang tua atau anaknya sendiri. 

Jaadiiii apa jawabannya? 
Honestly, aku juga ngga tahu apa jawaban pasti dari pertanyaan yang cukup sering aku dengar itu, tapi jika aku boleh berasumsi yang bisa jadi pembeda antara manusiaa dan hewan itu adalah mimpi. Manusia mempunyai mimpi, dan beruntungnya manusia dengan akal dan hati yang dimiliki bisa mengupayakan mimpi-mimpinya itu. Sedangkan hewan, mungkin karena keterbatasannya ngga bisa sebebas kita manusia buat menggapai mimpi-mimpi yang diinginkan. 

Setiap manusia pasti punya mimpi, punya tujuan yang ingin dicapai, termasuk denganku. Sejak kecil aku selalu bermimpi untuk jadi penulis. Menulis cerita, buku, yang kemudian bisa aku lihat hasilnya tiap kali aku main ke toko buku. Ya, toko buku memang sudah aku anggap sebagai tempat bermain, disitu pula kemudian tumbuh keinginanku untuk jadi seorang penulis karena menurutku keren ketika hasil karyamu bisa dinikmati oleh banyak orang, dan bisa berguna bagi mereka. Selain itu menulis menjadi suatu sarana bagiku untuk mengungkapkan perasaanku. Mungkin karena aku orangnya introvert, sehingga aku lebih nyaman untuk sendirian dibanding jika berkumpul dengan banyak orang, termasuk untuk menceritakan apa yang aku rasakan ke orang lain. Meskipun menulis menjadi hobiku dan penulis adalah impianku, sampai sekarang aku belum berhasil membuat buku atau setidaknya rancangan bukuku sendiri hehehe. Pencapaianku baru sebatas menulis di blog dan mengisi artikel di majalah kampus hehehe.

Seperti yang sudah disebutkan di atas, aku mengenal diriku sebagai seorang yang introvert, namun ternyata sebetulnya aku bukan orang yang 100% introvert. Hal ini aku ketahui ketika aku mengikuti kelas pengembangan diri. Di salah satu pertemuan di kelas, kami melakukan MBTI test. Dari hasil tes tersebut, ternyata aku mendapat hasil ENFP. E menandakan bahwa aku orangnya extrovert. Hal ini berbeda dengan apa yang selama ini aku yakini dan dari MBTI yang juga pernah aku kerjakan ketika ada di kelas psikologi kepribadian yang menyebut bahwa aku orangnya introvert. Mungkin sebetulnya aku tidak sepenuhnya extrovert atau tidak sepenuhnya introvert. Aku merasa nyaman ketika berada sendirian di dalam kamar dibanding berada di tengah-tengah pesta, namun aku juga tidak suka jika pergi atau jalan-jalan sendirian. 

Orang dengan ENFP cenderung melihat segala-sesuatu secara keseluruhan, suka menganalisis, kemudian orang dengan ENFP ini juga cepat buat menemukan hubungan antar sesuatu. Kalau dipikir-pikir aku juga begitu, terkadang ketika aku melihat orang-orang sekitarku menunjukkan perilaku yang berbeda dari biasanya, aku cepat mengerti mereka kenapa, karena biasanya aku sok-sok menyambung-nyambungkannya dengan hal yang mungkin jadi penyebab perubahan sikapnya itu (antara hobinya sotoy dan pintar menganalisis beda tipis, kan. hahaha). Selain itu orang dengan tipe kepribadian ini biasanya susah menentukan pilihan. Karena mementingkan feelingnya, mereka cenderung tidak tegas dalam menentukan sesuatu dan mengikuti kata hatinya. 

Selain MBTI, di kelas ini kita juga dapat mengenali diri kita lebih baik dengan johari window. Pada johari window aku merasa bahwa aku merupakan orang yang sensitif, ceria, tidak mampu mengungkapkan perasaan dengan baik, dan pendengar yang baik. Sedangkan teman-temanku menuliskan bahwa aku ceria, baik, sensitif, pintar, jayus, geje (sepertinya ini mirip dengan jayus :'), dan kreatif. Jadilah setelah mendapatkan hasil seperti itu dari teman-teman, aku jadi mengetahui bahwa selama ini selain apa yang aku ketahui itu, aku juga dianggap sebagai orang yang pintar, baik, jayus, geje, dan kreatif. 

Sekarang kembali lagi ke mimpi. Selain menjadi penulis, aku juga memiliki mimpi untuk membangun sekolah bagi anak-anak yang kurang mampu. Setiap kali mengemukakan ini ke teman-teman atau orang-orang terdekatku, mereka selalu tertawa, atau menganggapnya sesuatu yang tidak mungkin. Ini karena menurut mereka di dunia ini tidak ada yang gratis, membangun sekolah tentunya membutuhkan biaya, dan biaya tidak akan tertutupi jika itu diperuntukan secara gratis. Yap, aku mengakui bahwa apa yang dikatakan mereka memang benar, namun aku yakin niat baik tentu akan dimudahkan oleh-Nya. 

Jadilah untuk memenuhi hal tersebut aku berencana membuat usahaku sendiri. Saat ini, untuk mencari uang cepat tidak cukup hanya bekerja di satu tempat saja, bukan. Maka dari itu aku berniat membuka usaha yang nantinya hasil dari usaha tersebut dapat digunakan untuk modal membangun sekolah. Aku sudah mulai menjalankan usaha kecil-kecilanku. Bersama temanku, aku membuat usaha desain. Kami menyediakan desain untuk agenda, kartu nama, kartu ucapan, dan lain sebagainya. Memang, hasilnya tidak banyak, namun aku yakin ini dapat menjadi batu loncatan untuk memulai usaha yang lain. Dengan bekerja keras, semua yang tidak mungkin akan menjadi mungkin, bukan?

Setelah mengenali diri dengan lebih baik, dan mengetahui apa yang ingin aku capai kedepannya, aku jadi lebih bersemangat untuk menjalani hari-hariku. Karena aku tahu, aku memiliki tujuan yang harus dikejar dan diusahakan mati-matian. Bagaimana dengan teman-teman, apakah sudah kenal siapa dirinya? Apakah sudah tahu apa yang pengen dicapai? Kalau sudah selamat mengembangkan diri, selamat berproses dan mengejar mimpi-mimpi. Kalau belum, ayo segera mencari, jangan mau jadi rugi karena cuma hidup sekedar hidup! Mungkin hal tersebut sedikit nyambung sama paragraf di awal post ini, mungkin juga tidak. Hehehe. Tapi yang jelas post ini bisa memenuhi tugas UAS matkul Pengembangan Diri, dan post ini membantu mengingatkanku untuk terus rutin menulis dan menulis. 

Selamat berproses, dan selamat mencari!

SARITA FAJAR ANDINI
111411131060
C-1

NB: mungkin yang baca post ini berkenan buat ngintip post-post lain yang ada di bawah. hehehe