Jumat, 15 Januari 2016

Tiap orang dibodohi dengan ilusi-ilusi yang diciptakannya sendiri. 

Kamu benar. Aku bodoh. Kamu nyata. Datangmu yang ilusi. Aku yang mengigau, menganggap ilusi jadi nyata.

Hujan


Aku. Kamu. Hujan. Kemarin
Hujan sedang baik. 
Tuhan sedang menunjukkan salah satu kebaikannya. 
Aku dan kamu diberi kesempatan menikmati hujan bersama.
Tetapi aku dan kamu tak lantas melebur. 
Kita tahu ada benteng. 
Garis batas yang membuat aku dan kamu tak lantas jadi kita. 
Hujan kemarin tak bakal jadi romantis. 
Kebetulan saja hujan turun dalam latar yang berbeda. 
Seperti yang kamu tahu, aku selalu suka kebetulan. 
Turunnya hujan dan adamu adalah salah satunya.
Sayangnya kebetulan tak mau mampir terlalu lama.
Di bawah tangan yang saling menadah mencoba berlindung dari hujan, aku dan kamu tahu kalau ini adalah kebetulan terakhir kita.

Kalau kemarin tak hujan apakah kejadiannya akan tetap sama?