Senin, 18 April 2022

00.22

 

Kamu tiba-tiba muncul lagi dalam pikiranku. Awalnya karena gambarmu yang muncul dalam linimasa media sosialku. Kemudian memori tentangmu seperti berputar di kepalaku.

Aku mungkin merindukanmu. Entah apakah aku merindukan sosokmu ataukah rangkaian kejadian di hidupku bersama kamu di dalamnya pun juga kombinasi diantara keduanya.

Seharusnya rindu yang mungkin muncul ini bisa saja segera diatasi. Aku seharusnya bisa segera mengetikkan pesan untukmu. Mengatakan bahwa aku rindu dan ingin sekali bertemu denganmu (atau jika memungkinkan menelusuri lagi memori terdahulu bersamamu).

Nyatanya sampai saat ini aku tak punya nyali. Aku selalu menjadi pengecut. Jika dulu aku membiarkanmu pergi karena ketakutanku. Kini aku bahkan tak berani mengambil langkah dahulu untuk menyapamu.

Seperti pencuri yang tertangkap basah sedang mencuri. Aku malu karena semua berawal dari kesalahanku. Tidak mungkin bukan tiba-tiba aku memanggilmu kembali setelah menyuruhmu pergi?

Tapi harusnya aku tidak peduli. Harusnya aku membuang rasa maluku jauh-jauh. Karena kamu tahu, rasa rindu yang bercampur penyesalah dan rasa bersalah ini menyiksa. Sesak sekali rasanya merindukan orang yang sudah kau lepas bertahun lamanya.


Surabaya, 10 April 2022

00.22 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar